Monday, December 3, 2018

FENOMENA GURU SUKWAN/SUKARELAWAN

Guru sukarelawan atau biasa disebut guru sukwan adalah guru yang mengajar pada sekolah negeri baik sekolah dasar, sekolah menengah pertama, maupun sekolah menengah atas. Di Indonesia banyak sekali yang bekerja sebagai guru sukwan, karna pada dasarnya banyak yang menjadikan pekerjaan sebagai guru sukwan untuk mengawali karir mereka selanjutnya sebagai Pegawai Negeri Sipil(PNS). Kebanyakan orang berfikir bahwa setiap orang yang ingin menjadi PNS guru terutama, mereka harus menjalankan profesi sebagai guru sukwan selama bertahun-tahun lamanya. akan tetapi juga tidak sedikit orang menjadi guru sukwan karena memang passion mereka ingin menjadi seorang pengajar yang sesuai dengan tujuan Undang-Undang Dasar 1945 "mencerdaskan kehidupan bangsa". bukan hal yang mudah memang untuk menjalankan profesi sebagai guru sukwan karena selain mengajar mereka juga diwajibkan untuk mengelola administrasi sekolah yang sebenarnya bukan menjadi tanggung jawab mereka. Jangan tanyakan jumlah gaji yang mereka terima karena akan sangat tidak manusiawi jika dibandingkan dengan pekerjaan yang mereka kerjakan. dan mungkin itu juga yang menjadi alasan sarjana pendidikan beralih profesi menjadi pegawai swasta/pebisnis karena pekerjaan dan gaji kurang berkesinambungan.

kebanyakan orang berfikir, namanya juga sukarelawan harusnya rela berkorban tanpa pamrih. Iya, beda cerita jika guru sukarelawan yang pada dasarnya bekerja mencari nafkah di sekolah tersebut. 2 hari yang lalu saya sempat bertanya kepada salah seorang kawan saya yang berprofesi sebagai guru sukwan pada salah satu sekolah dasar yang berada disalah satu kota di Jawa Timur.

saya: "bagaimana pak? apakah terjun didunia pendidikan lebih baik kali ini??
teman: " tantangan lebih tinggi menariknya, dan masalahnya lebih complicated."
saya: " apakah gaji juga masih sama? kok aku mendengar banyak keluhan guru sukwan sana sini."
teman: " masih sama lah, tapi beberapa sekolah gaji bisa bertambah seiring dengan masa kerja dan tugas tambahannya. iyalah banyak keluhan karena lebih banyak mengerjakan admisnistrasi daripada ngajarnya. hahahaha"
saya: " maka itu aku masih harus berfikir ulang untuk terjun ke dunia pendidikan, apalagi dengan kebutuhan hidup saat ini, karna basicly kerja juga butuh gaji. hingga setidaknya ada kesinambungan antara pekerjaan dan hasil yang diperoleh. btw kenapa gajinya sedikit sekali??
teman: " karena tidak ada anggaran, kecuali kamu ngajar di SD yang ada yayasannya itu pasti gajinya juga lumayan."
saya: " kenapa kalo gak ada anggaran harus ada sukwan ya?"
teman: "karena kebutuhan guru disekolah"
saya: "sekolah butuh pekerja, harusnya juga sudah siap dana untuk menggaji pekerjanya."
teman: terjunlah ke lapangan, nanti akan tahu yang sebenarnya terjadi, apalagi kalo kamu nanti bukan hanya guru kelas, tapi juga merangkap sebagai tenaga-tenaga lain. hahahaha"
saya: "aku semakin heran saja, sekolah bilang butuh guru tapi tidak ada anggaran untuk bayar kebutuhan mereka. dan seharusnya kan PNS yang ada disekolah tersebut kan yang seharusnya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan itu sebagai tugasnya menjadi pegawai negeri, coba misal gaji mereka dibagi untuk guru-guru sukwan juga yang membantu mereka mengerjakan tugas-tugasnya. karena kesejahteraan guru sukwan kan perlu ditngkatkan juga."
teman: masalahnya PNS-PNS disekolah2 sudah pada lanjut usia sedangkan hampir semua pekerjaan sekarang memakai sistem komputerisasi dan internet, mau gimana lagi"
saya:" makanya itu kan seharusnya meraka mau membagi gajinya untuk sukwan juga, pekerjaannya kan dibagi.
teman: " itu kan hak mereka kalo masalah gaji, kalo kita gak kebagian berarti kan bukan hak kita."
saya: " kalo bukan hak, kenapa pekerjaan menjadi sebuah kewajiban sukwan?"
teman: " jika kamu besok mau terjun langsung ke dunia pendidikan terutama menjadi sukwan jangan berfikir seperti itu, kamu kan terbebani, kamu gak akan nyaman kerja bareng mereka, just enjoy setiap moment insyaalloh bisa legowo."
saya: "sukwan itu hal yang berat dan memberatkan, tapi meringankan pekerjaan guru yang sudah PNS. tapi mengapa seakan mereka tidak berpikir kearah sana untuk mensejahterakan yang jelas2 merka butuhkan tenaganya."
teman: nah makanya kan aku bilang, masalahnya complicated karena yang jadi goalnya selalu gaji. mangkanya harus mikir berkali-kali kalo mau jadi sukwan. karena kita akan masuk dalam kebijakan-kebijakan dan sistem yang sudah ada sebelumnya, bukan kita masuk kemudian membuat kebijakan-kebijakan baru atau bahkan menciptakan sistem yang baru.
saya: gitu ya? kenapa harus begitu ya? kenapa sistem yang salah tidak diubah? dan seolah menjadikan sistem itu seperti (kalo mau kerjakan pekerjaan itu, kalo gamau ya sudah masih banyak kok yang mau mengerjakan bahkan tanpa digaji sekalipun) seperti itu.
teman: cobalah sukwan dulu, di SD negeri kemudian rasakanlah sendiri sensasinya.

kemudian, rasa penasaranku semakin muncul dengan beribu pertanyaan yang berputar-putar dikepalaku. aku mencoba survey kembali pada beberapa teman lain yang juga sukwan didaerah masing-masing di Sekolah Dasar tentunya diJawa Timur. aku mengirimkan pertanyaanku pada grub chating teman-teman kuliahku yang basicly ada didunia pendidikan.

saya: teman-teman saya ingin mengajukan pertanyaan, survey lebih tepatnya. untuk yang menjadi sukwan. apa alasan kalian memilih sukwan? dan apakah gaji sukwan cukup untuk kebutuhan transport dan konsumsi kalian selama ini?

jawaban 1 dari teman yang sudah menikah dan memiliki anak
" kalo aku sih dulu ngajar di SD gaji 525.000 dan ngelesi dll total pendapatan sebulan 700.000-1.000.000, tetap gak cukup mungkin karna aku boros dan akhirnya aku menyerah milih berbisnis yang hasilnya pasti"

jawaban 2 dari teman yang belum menikah dan masih tinggal bersama orangtuanya di kota
" kalo aku sih memang ingin jadi guru SD dan alhamdulillah cukup, soalnya rejeki sudah ada yang mengatur. gaji saya dapat dari pemda 1.500.000 plus dari sekolah 500.000 jadi total 2.000.000 belum kalo ngelesi. jadi alhamdulillah cukup."

jawaban 3 dari teman yang belum menikah dan sukwan dikota lain
"kalo aku nyari yang linier dengan jurusan, kalo ikut ortu pasti cukuplah cuman kalo hidup diperantauan gak bakal cukup kalo gak disambi dengan kerja yang lain"

jawaban 4 dari teman yang sudah menikah dan suaminya sudah menjadi abdi negara
" untuk bayar listrik, air, iuran RT, arisan, lipstik bedak, sepatu fantofel yang rusak, jajan sesama guru, kredit2 ini itu gak bakal cukup. tapi intinya ikhlas pasti enjoy . . .
BERSAMBUNG . . .

No comments:

Post a Comment

Berkomentar lah dengan bijak.